Pages

kaki saya melangkah perlahan, meninggalkan kotak biru dan pemiliknya untuk selanjut-selanjutnya.saya telah memilih melepaskan dan bukannya mempertahankan.saya tahu setelah dialog semalaman, sesubuhan dan di selipan pepagian.
saya mulai mencintainya.

maka dalam pilihan saya untuk melepaskan,saya mengulang-ulang namanya di dalam hati saya yang kebat-kebit,memintanya untuk membuat saya tidak basah air mata dan menahan tangisan yang menggetar dalam suara.dan dia seperti biasanya selalu mendengarkan saya.dia membantu saya menahannya,membantu saya menyimpulkan,membantu saya soal pilihan.

siapa bilang saya sekarang sendirian?baru saja berdetik tubuh saya diseret keluar dari kotak biru masa lalu itu,tiba-tiba dia memanggil-manggil saya...mengajak saya ke kotak baru.
ke kotaknya.

lalu saya membisikkan niat untuk melanjutkan cinta baru saya yang dimulai malam tadi.

saya masuk ke kotaknya.sepersekian detik setelah panggilannya.membasahi tangan - wajah - kepala - kaki saya di ruang tamunya.membaluti tetubuhan saya di ruang keluarganya.dan menemui di kamarnya.
berdialog lagi.
lagi. lagi.
hari ini saya minta sedikit dan sedikit tapi lagi-lagi.
biarkan hanya kamu yang saya cinta sepenuh hati,
dan soal laki-laki?biarkan hanya separuh lagi.
jangan biarkan saya berhenti.
dan saya tau,kamu selalu mendengarkan,
semendengarkan semalam tadi dan malam-malam sampai pepagi sebelum-belumnya hingga nanti.


biarkan saya mencintamu terus-terusan sampai saya mati dan hidup lagi.

1 comments:

windy maulidya nazla said...

kata bang rhoma mabuk-mabukan memang tidak bagus...

enggak nyangka...

jadi malu sendiri punya sepupu tak punya hati...