Pages

ini soal prioritas, posisi, dan minggu malam yang sendiri.

sejak kapan keperdulian menjadi sesuatu yang tidak berarti?
ah, kemarin siang sambil pura-pura tertidur saya menangis-nangis di bis damri yang cukup sesak tanpa ambil pusing kalau-kalau di kanan kiri saya ada yang mengamati. habisnya saya sudah tidak tahan lagi. setiap kali saya dibiarkan bergumul dengan monolog tolol saya yang tak ada habis-habisnya itu, maka entah kenapa argumen-argumen sok tahu yang mengiriskan sembilu dihati saya sendiri itu mulai merangsang kelenjar air mata di atasnya untuk membuncahkan anak-anaknya, yang pada awalnya bisa saya tunda-tunda, saya hapus-hapusi sedikit, tapi seperti halnya hujan-hujan di musim entah apa ini tiba-tiba saja jadi deras dan menggerayangi pipi saya yang telanjang. lalu sambil memeluk erat-erat tas ubur-ubur oranye saya, maka saya tumpahkan semuanya. padahal ini cuma soal prioritas dan posisi. entah kenapa atau mungkin atas dasar ego seorang sakit saing itu saya benar-benar berharap akan menjadi prioritas utama dan posisi unggul di matanya. yang didahulukan. itu saja. dan ketika fakta memutarbalikkan setumpung angan yang saya naiki tinggi-tinggi, saya terpelanting dan kecewa sepenuhnya. saya tidak tahu pasti ini salah siapa. tapi kenapa kata maaf itu tidak tersenandungkan juga?

ah, alhasil ini cuma minggu malam yang sepi.
tanpa kamu dan saya, cuma karena prioritas dan posisi.

3 comments:

windy maulidya nazla said...

prioritas...posisi...

semua hanya butuh komunikasi...

windy maulidya nazla said...

mell minta emailnya reza dunngss mau minta tolong niiiiiiiiiihhhh programming...

meneervankodoq said...

prioritas itu relatif,menyusun prioritas itu mudah,tapi menyusun ulang itu lebih mudah,setidaknya menurut saya...
apalagi posisi,integral dv/dt,semua tergantung arah dari v itu sendiri,klo emang lagi + ya senang,klo pas - ya nasib...
peace out..