Pages

saya terduduk.
dengan ongkang-ongkang kaki* saya mulai bergumul dengan monolog tolol saya.
tentang kesempatan, pilihan dan hati. ya, lagi-lagi.
entah ya, saya masih mencari-cari dimana hati saya sembunyi. hendak kemana ia berlari?
dia cuma meloncat sana-sini. cengar-cengir tak tahu diri.
ya sudah, lebih baik saya pakai saja logika saya untuk sebuah strategi.
kacrut memang, masa pakai otak dan bukannya sanubari?
hih, habisnya dia kabur kesana kemari. yang ada saya bisa bingung setengah mati!
enakan juga begini, eksploitasi saja semua kesempatan yang ada.
menclok kiri, menclok kanan.
toh jodoh gak kemana.
nikmati, selagi semua masih ada.
empat, lima, atau enam tahun lagi *kalau seandainya si jodoh itu sudah menyandra tangan saya dengan cincin mahalnya (amin deh),
saya gak akan bisa begini.
lirik laki-laki, yang itu, yang ini, ladeni.
bisa mampus saya nanti!disangka jalang yang gak ngaca diri.
masa tante tante bersuami dengan timbunan lemak di perut-paha-pipi masih kedap-kedipin laki-laki?
yay, nggak ye, makasih.
makanya.
sekarang ini lah, saya cari. tanggapi.
yang mana yang terbaik untuk saya, dan mungkin juga masa depan saya nanti.
lagipula memilih adalah sebuah hak.
dan hak itu untuk dinikmati kan?
bukannya untuk dibawa pusing sampai terkencing-kencing.
jadi?
mainkan saja!
selagi saya lajang.

hore!

*nyomot istilahnya mbak Djenar


malam sabtu, 29 juli jam 9 lewat 52

0 comments: