Pages

ketika dua per tiga dunia mencaci maki saya menilai saya mencemooh saya membombardir saya menelanjangi saya dengan celotehan busuk rekaan mereka,
saya tidak perduli. sama sekali.
karena cuma saya yang tahu siapa gerangan saya yang mereka caci maki hina cemooh cela.
saya?
saya tak perduli,
lihat saja bahwa saya nista.
katakan saja.
sebarkan saja.
nilai saja apa yang kamu lihat sampai puas mampus.
katakan saya jalang!
katakan saya jalang!
katakan saya jalang!
katakan!
katakan dimuka saya dimuka mereka dimuka semua sampai ludahmu memuncrat menyembur memenuhi otak-otak mereka dengan prakiraanmu.
saya?
saya tetap tak perduli.
karena pula saya bahkan melihat dia disana.
membiarkan orang lain berkata "yah,dia memang begitu,"
menjawab pertanyaannya.
berkata padanya.
berkata padanya.
berkata padanya!
sekalian saja anggap saya juga jalang. benarkan saja omongan mereka. caci juga saya.
maki saya. hina saya.
saya, tidak perduli.

di mata saya?
dia runtuh.
sungguh runtuh.
dan saya ragu untuk membangunnya lagi.
haruskah?

1 comments:

windy maulidya nazla said...

mel kenapa sih stres amat