Pages

wrkshp sheridan

{tugas setumpuk belum dikerjakan. aaaah. gaswat. sebentar lagi uas loh, menuju detik-detik terakhir pengumpulan tugas. haduh. berjuang sampai titik darah penghabisan dong ah.}

kemaren jumat kuliah grafis 3d diganti sama seminar "sound in cinema"-nya michael sheridan. seru juga. baru tau begitu toh rasanya kuliah diajar bule, berasa nonton film luar aja gitu, gak pake subtitle tapi di translate sama pa andika {membayangkan s2 di luar negri, amin} . hehe, aneh sih, kadang2 males juga denger translatenya kalau udah ngerti, tapi kalo si sheridannya lagi nggak jelas ngomong apa ternyata beguna jugak. seminarnya ngebahas tentang pentingnya sound dalam sinematografi, seru. lumayan menambah pengetahuan, seperti filosofi ttg sound vs visual, dimana dalam sinema apa yang sudah kita lihat sebaiknya tidak perlu kita dengar, dan sebaliknya, apa yang sudah kita dengar tidak perlu lagi kita lihat. mata melihat, sementara telinga berimajinasi.

well, gimana sih telinga berimajinasi? take an example, kalo kamu lagi di kamar sendirian tengah malam jumat kliwon tiba-tiba mendengar suara misterius yang entah asalnya dari mana dan gak keliatan wujudnya, pasti kita menebak-nebak, membayangkan, dari mana datangnya suara itu, suara siapa atau suara apa, daaaaan....jeng jeng jeng jeeeeeng...... mulai deh imajinasi kita kemana mana...
{hiiiihiihihiiiii, tiba2 inget ini : kalau suaranya dekat berarti dia jauhhhh... kalau suaranya jauh berarti dia dekaaaaattttt.... hiiiiii, jauh dekat 3500 naik damri AC}

nah, gabungan dari suara dan visual yang kita lihat di sinema lah yang bikin kita totally experiencing the movie, suara bisa membawa kita merasakan ruang {think echo: dengan suara kita bisa mendengar dan membayankan seberapa besar ruangan, seberapa jauh jarak}, merasakan suasana, bahkan merasakan apa yang dirasakan si karakter dalam film itu. di seminar kita diajak nonton mulai dari film jadul sampe film apocalypse now.

oh iya, sheridan juga ngebahas perbedaan kultur gitu, dia bilang film indonesia banyakan ngomongnya, sementara di barat lebih banyak memvisualisasikan dan memberi efek dengan sound tentunya dalam membangkitkan emosi si penonton. ya iya sih, kayanya jarang banget ya tontonan di indonesia yang pake filosofi yang "you dont need to hear what you already see and you dont need to see what you already hear" itu. orang2 sini lebih percaya omongan kali ya daripada liat. hahaha, lebih percaya gosip daripada fakta :D

masih banyak lagi sih yang dibahas di seminar ini, tapi yang di atas itu yang saya paling suka dan saya paling tangkep {berhubung datengnya pun telat satu jam, hahaha}

oh iya, terus hari itu juga saya ketemu sama dennis adhiswara di kampus.
ganteng beraaaaatttttttttt. hahahahah.

{waktu zamannya AADC, saya nggak pernah naksir nicolas loh, tapi justru ngebet sama si dennis alias mamet. cakep gilaaaak. }

0 comments: